http://ninkana.fileave.com/favicon.ico Gairah Cinta Mu ... (Blog Bocah Kayuapak): Puasa Menuju Pribadi Sukses
Hidup adalah sebuah kesempatan yang diberikan Sang Pencipta alam kepada kita agar mampu berbuat yang bermanfaat bagi sesamanya Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta… kepadaku… ~risahlah hati, dewa19

Selasa, 10 Agustus 2010

Puasa Menuju Pribadi Sukses

Penulis : Ir. H. Ismail Yusanto, M.M.

KotaSantri.com : Di kala bulan Ramadan, ada satu pertanyaan penting, apa yang sesungguhnya Anda dapatkan dari melakukan puasa sekian kali? Jawabnya tentu berpulang kepada bagaimana kita memaknai puasa Ramadhan itu sendiri. Bila puasa dimaknai sekadar tidak makan dan minum serta tidak melakukan hal yang membatalkan puasa, maka tentu hanya itu pula
yang bakal didapat.

Bahwa puasa pada kenyataannya secara fiqih memang merupakan ibadah yang sepenuhnya fisikal, artinya dilakukan dalam bentuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman serta tidak melakukan hal yang membatalkan puasa di siang hari Ramadhan, itu benar.

Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW sendiri bersabda, "Bukanlah puasa dari sekadar menahan makan dan minum, tapi puasa yang sesungguhnya adalah menahan dari laghwu dan rafats." (HR. Ibn Khuzaimah).

Hadits tersebut menunjukkan ada makna yang lebih dalam dari sekadar menahan lapar dan dahaga. Puasa sesungguhnya melatih kita untuk menumbuhkan kemauan untuk berbuat yang terbaik.

Dalam konteks ini, berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa kemampuan dan kreativitas, serta karakter merupakan penyumbang unsur terbesar dalam sukses seseorang. Di antara karakter terpenting dari pribadi sukses itu adalah adanya kemauan keras untuk berbuat sesuatu.

Misalnya, Tirto Utomo, bos perusahaan minuman air mineral, berjuang tak kenal menyerah selama 5 tahun untuk mengenalkan produk air dalam kemasan. Ketika ia membuat produk itu, banyak pengusaha menertawakan, bagaimana mungkin jualan air bisa laku dan menjadi bisnis besar.

Akan tetapi, dengan kemauan yang kuat, terbukti setelah lima tahun angka penjualannya melesat dan sekarang tak seorang pun di negeri ini yang tak mengenalnya. Dan yang luar biasa, orang mau saja membeli air mineral meski harga seliternya lebih mahal dari bensin.

Begitu juga dengan Thomas Alpha Edison sang penemu lampu pijar. Andai ia tidak gigih untuk terus melakukan percobaan, mungkin dunia tidak akan seterang sekarang ini di malam hari. Setelah lebih dari 1000 macam bahan, akhirnya ia mendapatkan material yang cocok untuk lampu pijarnya.

Ini jelas, banyak sekali peristiwa besar dunia di sepanjang lintasan sejarah, dan itu hanya mungkin lahir dari kemauan yang besar. Bila Edison, Tirto Utomo, dan lain-lain dengan kemauan kuat yang didorong oleh semangat material saja bisa mencetak kemajuan dan sukses besar, apalagi seorang Muslim yang dorongannya bukan hanya bersifat material melainkan juga nonmaterial (ibadah dan rida Allah). Mestinya lebih besar lagi.

Fakta di masa lalu menunjukkan hal itu. Islam juga tidak akan pernah meraih kejayaan selama lebih dari 700 tahun yang oleh para sejarawan disebut sebagai the golden age bila Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat serta pejuang sesudahnya tidak memiliki tekad dan kemauan membaja untuk berjuang menyebarkan risalah Islam.

Bahkan banyak peristiwa besar memang terjadi dalam bulan Ramadhan. Perang Badar terjadi dalam bulan Ramadhan, penaklukan Mekah atau Fathu Makkah juga terjadi pada bulan Ramadhan. Dan yang sangat monumental, yaitu penaklukkan Andalusia juga terjadi di bulan Ramadhan. Sementara, Konstantinopel --ibukota Romawi Timur-- akhirnya berhasil ditaklukkan pada tahun 1453, setelah upaya tak kenal lelah yang didorong oleh kemauan untuk menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia selama lebih dari 700 tahun.

Karenanya, jelas sekali bila dihayati dengan sungguh-sungguh, puasa Ramadhan semestinya akan memberikan efek luar biasa kepada seorang Muslim dan umat Islam secara keseluruhan, yaitu berupa kemauan untuk maju yang didorong oleh semangat material dan nonmaterial. Tapi bila tidak, ya memang cuma bersisa lapar dan dahaga saja.

Wallahu a'lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar