http://ninkana.fileave.com/favicon.ico Gairah Cinta Mu ... (Blog Bocah Kayuapak): YANG WAJIB DIJAUHI OLEH ORANG YANG PUASA
Hidup adalah sebuah kesempatan yang diberikan Sang Pencipta alam kepada kita agar mampu berbuat yang bermanfaat bagi sesamanya Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta… kepadaku… ~risahlah hati, dewa19

Selasa, 10 Agustus 2010

YANG WAJIB DIJAUHI OLEH ORANG YANG PUASA

Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly & Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid


Ketahuilah wahai orang yang diberi taufik untuk mentaati Rabbnya Jalla
Sya'nuhu, yang dinamakan orang puasa adalah orang yang mempuasakan seluruh
anggota badannya dari dosa, mempuasakan lisannya dari perkataan dusta, kotor
dan keji, mempuasakan lisannya dari perutnya dari makan dan minum dan

mempuasakan kemaluannya dari jima'. Jika bicara, dia berbicara dengan
perkataan yang tidak merusak puasanya, hingga jadilah perkataannya baik dan
amalannya shalih.

Inilah puasa yang disyari'atkan Allah, bukan hanya tidak makan dan minum
semata serta tidak menunaikan syahwat. Puasa adalah puasanya anggota badan
dari dosa, puasanya perut dari makan dan minum. Sebagaimana halnya makan dan
minum merusak puasa, demikian pula perbuatan dosa merusak pahalanya, merusak
buah puasa hingga menjadikan dia seperti orang yang tidak berpuasa.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan seorang muslim yang
puasa untuk berhias dengan akhlak yang mulia dan shalih, menjauhi perbuatan
keji, hina dan kasar. Perkara-perkara yang jelek ini walaupun seorang muslim
diperintahkan untuk menjauhinya setiap hari, namun larangannya lebih
ditekankan lagi ketika sedang menunaikan puasa yang wajib.

Seorang muslim yang puasa wajib menjauhi amalan yang merusak puasanya ini,
hingga bermanfaatlah puasanya dan tercapailah ketaqwaan yang Allah sebutkan.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
[Al-Baqarah : 183]

Karena puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari
banyak melakukan perbuatan maksiat berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam : "Puasa adalah perisai"[1], telah kami jelaskan masalah
ini dalam bab keutamaan puasa.

Inilah saudaraku se-Islam, amalan-amalan jelek yang harus kau ketahui agar
engkau menjauhinya dan tidak terjatuh ke dalamnya, bagi Allah-lah untaian
syair:

Aku mengenal kejelakan bukan untuk berbuat jelek tapi
untuk menjauhinya
Barangsiapa yang tidak tahu kebaikan dari kejelekkan akan
terjatuh padanya

[1]. Perkataan Palsu

Dari Abu Hurairah, Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap)
mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya
meskipun) meninggalkan makan dan minumnya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/99]

[2]. Perbuatan Sia-Sia Dan Kotor

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu
menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu,
katakanlah : Aku sedang puasa, aku sedang puasa " [Hadits Riwayat Ibnu
Khuzaimah 1996, Al-Hakim 1/430-431, sanadnya SHAHIH]

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam dengan
ancaman yang keras terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan tercela
ini.

Bersabda As-Shadiqul Masduq yang tidak berkata kecuali wahyu yang diwahyukan
Allah kepadanya.

"Artinya : Berapa banyak orang yang puasa, bagian (yang dipetik) dari
puasanya hanyalah lapar dan haus (semata)" [Hadits Riwayata Ibnu Majah
1/539, Darimi 2/211, Ahmad 2/441,373, Baihaqi 4/270 dari jalan Said
Al-Maqbari dari Abu Hurairah. Sanadnya SHAHIH]

Sebab terjadinya yang demikian adalah karena orang-orang yang melakukan hal
tersebut tidak memahami hakekat puasa yang Allah perintahkan atasnya,
sehingga Allah memberikan ketetapan atas perbuatan tersebut dengan tidak
memberikan pahala kepadanya. [Lihat Al-Lu'lu wal Marjan fima Ittafaqa
'alaihi Asy-Syaikhani 707 dan Riyadhis Shalihin 1215]

Oleh sebab itu Ahlul Ilmi dari generasi pendahulu kita yang shaleh
membedakan antara larangan dengan makna khusus dengan ibadah hingga
membatalkannya dan membedakan antara larangan yang tidak khusus dengan
ibadah hingga tidak membatalkannya. [Rujuklah : Jami'ul Ulum wal Hikam hal.
58 oleh Ibnu Rajab]

[Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii
Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan
Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]
_________
Foote Note.
[1] Telah lewat Takhrijnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh
Liana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar